TEKNIK
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
Tujuan
pengkajian (Mc.Farland & Mc.Farlane, 1997) : mengumpulkan data tentang
klien , keluarga, masyarakat, lingkungannya, atau kebudayaan untuk mengkaji :
1.
Status kesehatan dan keinginan klien untuk mengembangkan
gaya hidup yang dapat meningkatkan kesehatan.
2. Factor resiko ® mengidentifikasi dx
keperawatan resiko.
3.
Adanya perubahan dalam status kesehatan.
4.
response terhadap setiap perubahan dalam kesehatan dan
dampak dari teori medik atau perawat
yang telah diimplementasikan.
5.
kekuatan dan potensi kekuatan, sejalan dengan strategi
koping yang digunakan klien.
6.
Sumber yang relevan didalam keluarga edan pelayanan
kesehatan yang tersedia dan factor lingkungan atau budaya yang lain yang
relevan.
Dalam melakukan pengkajian,
hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1.
Klien harus dilihat secara holistik dan unik.
2. Ners harus selalu obyektip
3. Format yang digunakan harus
sesuai
4. Memperhatikan tempat saat
pengkajian
KONSEP
KUNCI PENGKAJIAN
·
Pengkajian yang baik memrlukan Ners ®
mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan observasi dan
pengukuran yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang klien.
·
Pengumpulan data yang tidak akurat, tidak lengkap, dan
tidak sesuai ® identifikasi kebutuhan perawatan klien tidak tepat.
·
Jenis dan jumlah data pengkajian selalu berubah ®
mengharuskan Ners mengantisipasi dan melakukan validasi ®
memastikan pengkajian akurat dan lengkap.
Metodologi
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian yang
akurat memudahkan dim penyusunan tujuan & strategi penyelesaian masaiah
klien
Pendekatan yang
dapat digunakan untuk memperoleh data pengkajian yg akurat meliputi elemen
(Perry & Potter, 1997):
1. Interaksi
ners-klien
2. Pencatatan
perilaku ners & klien
3. Pertanyaan dan
inferensi
4.
Pengidentifikasian pola
5. Aplikasi teori
& konsep
6. Validasi data
Data
Pengkajian
Jenis Data
Data Subyektif:
persepsi klien mengenai masaiah kesejjgitan mereka. Data in! mej^i^i perasaan
cemas, ketdknyamanan
Data Obtektif:
observasi atau pengukuran yg dibuat oleh pengumpul data
Sumber Data
1. Klien (sumber data terbaik)
2. Keluarga/orang terdekat
3. Anggota tim kesehatan lain
4. Rekam medik
5.
Catalan lain, seperti catatan dari pendidikan, pekerjaan, fasilitas
kesehatan lain
6. Tinjauan literatur
7. Pengalaman ners
Metode Pengumpulan Data
- Wawancara
- Riwayat kesehatan/keperawatan (klien/keluarga)
- Pemeriksaan fisik
- Data penunjang: hasil lab & diagnostik lainnya, serta rekam medik
รจ Setiap metode membuat ners dapat
melengkapi informasi ttg tingkat kesehatan klien pd masa lalu dan saat ini
Wawancara Awa!
-> 11 Pola Kesehatan
Fungsional Gordon
1. Persepsi Sehat - Pola manajemen - Kesehatan
2. Pola Nutrisi - Metabolik
3. Pola Eliminasi
4. Pola Aktifitas - Latihan
5. Pola Tidur - Istirahat
6. Pola Kognitif- Persepsual
7. Pola Persepsi diri - Konsep diri
8. Pola Peran - Hubungan
9. Pola Seksualitas - Reproduktif
10. Pola Koping -
Toleransi - Stress
11. Pola Nilai –
Kepercayaan
Foster
mengelompokkan ke-11 pola kesehatan fungsiqnal Gordon ke dalam:
1. Fungsifisik
a. Pola Nutrisi-metabolik
b. Pola eliminasi
c. Pola aktifitas - latihan
d. Pola tidur - istirahat
2. Fungsi
emosional-sosial
a. Pola persepsi - diri
b. Pola peran - hubungan
c. Pola seksualitas – reproduksi
d. Pola koping - stress
3. Fungsi intelektual-perseptual
a. Persepsi kesehatan - manajemen
kesehatan
b. Pola kognitif - persepsi
4. Fungsi spiritual
a. Pola nilai – kepercayaan
Nursing Health History
1.
Data yang dikumpulkan tentang:
·
Tingkat kesehatan
klien (masa lalu & saat ini)
·
Riwayat keluarga
- Perub pola kehidupan
- Riwayat sosiokultural
- Kesehatan spiritual
2.
Reaksi mental & emosional thd
penyakit Riwayat keperawatan diperoleh selama wawancara & merupakan langkah
pertama dalam melakukan pengkajian
3.
Tujuan riwayat keperawatan -> utk
mengidentifikasi:
·
Pola kesehatan & penyakit
·
Faktor risiko thd
masalah kesehatan fisik & perilaku Deviasi dari normal
·
Sumber utk beradaptasi yang tersedia
Menyusun
Penilaian Keperawatan
1.
Interpretasi data
Melalui proses berpikir inferensial
(membuat kesimpulan) & penilaian, ners memutuskan info apa yg mpy makna dim
hub dgn status kes klien. Berpikir
inferensial melibatkan proses menghubungkan makna baru thd data klinis yg diket
- Interpretasi data rneringkas data & memberikan suatu
- fokus perhatian
- Pengkajian masalah: mengumpulkan data,
- mer.gestimasi & member! nilai * kemaknaan data
® Inti dati berpikir kritis
& penyelesaian masaiah klinis. Utk mencegah kesalahan -> validasi &
verifikasi setiap inferensi/asumsi
2. Pengelompokkan data
Mengorganisir info
ke dim kelp yg bermakna & memfokuskan perhatian pd fungsi klien yg
membutuhkan dukungan & bantuan penyembuhan
- System oriented assessment •
- Functional health pattern assessment
Tergantung pd cues
bermakna yg dikenali
Pengelompokkan data membantu dim
penetapan dx kep
3.
Merumuskan dx kep (diagnosing)
·
Diagnosis Keperawatan: penilaian klinis ttg respon klien (individu, keluarga, kelompok,
komunitas) thd proses kehidupan dan/atau masalah kes dim memenuhi kebut dasar
man yg mendasari intervensi keperawatan (Lokakarya Diagnosa Keperawatan FIK-UI,
Maret 1998).
·
Ners membuat penilaian ttg bbg data
pengkajian -> membantu klien memperoleh/ mempertahankan status kes yg
diinginkan
·
Melibatkan proses berpikir kompleks ttg
data yg dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, pemberi yan kes lainnya
Rumusan Dx Keperawatan
Pernyataan Problem
(P)
·
Gunakan NANDA
-> pilih diagnosis yg bermakna & konkrit dg situasi kiien
·
Problem dpt aktual, potensial/risiko
atau possible & collaborative
Etiologi (faktor yg berhubungan)
·
Faktor yg
mempengaruhi perub status kesehatan
·
Dapat dikelompokkan -> 4 kategori s
o
Patofisiologis (biologis &
psikologis)
o
Treatment- related (medications,
surgery, diagnostic studies, treatments)
o Situasional (lingk, tempat tinggal,
komunitas, institusi, pengataman hidup, peran)
o
Maturational: age-related influences
Problem Aktual
Masalah telari
terjadi -> 3 bag: Dx treatment (P), etiologi (E), manifestasi klinis
(karakteristik mayor & minor)
Problem
Risiko/Potensial
Masalah belum
terjadi -> 2 jenis masalah:
1. Risiko/risiko tinggi -> efek negatif
-> P + faktor risiko
2. Sejahtera -> efek positif -> P tanpa
faktor yg berhubungan
Collaborative Problem
·
Problem ® ners tdk dpt menangani scr mandiri,
tetapi membutuhkan tindakan kep utk mengatasinya
·
Mrp komplikasi
fisiologi yg dihasilkan dr kondisi patofis, lingk, atau yg berhub dg
pengobatan/ penanganan
Sumber
Kesalahan Diagnostik ® KesaLahan daLam:
·
Pengumpulan data
·
Interpretasi & analisis data
·
Pengelompokkan data
·
Pernyataan diagnostic
Keuntungan Dx Keperawatan
·
Memfasilitasi
komunikasi ners - klien & membantu perencanaan pig
·
Berperan sbg fokus
utk pengemb kualitas yan kep
Keterbatasan Dx Keperawatan
·
Bagi pemula ->
bahasa yg digunakan sulit
·
Taksonomi dpt
membatasi praktik kep) perlu pengemb terus menerus -> memperluas fokus kep
profesional)
Various types of models as frameworks
for organizing, clarifying, & relating information
•Non nursing models.
head-to-toe assessment: a cephalocaudal
approach
body system method (medical model)
^Maslow's hierarchy of needs
•Nursing models:
v'Based on nursing theorist, ie Orem's self care, &
Roy Adaptation Model
^Gordon's functional health pattern
DIAGNOSIS KEPERAWATAN SEJAHTERA
Kesejahteraan dim Askep & Dx Kep
Pergeseran
dari pengobatan ® pencegahan penyakit & promkes
¯
·
Kebijakan kesehatan nasionaltdk efektif
menekan mortalitas & morbiditas
·
Meningkatnya biaya perawatan
Kesejahteraan -> proses yg berkemb terus
menerus ® peningkatan kesehatan
ร
Poland (1992) mekanisme
intrinsik:
·
Perawatan diri
·
bukungan sosial
·
peningkatan lingk sehat
Perawat :
·
Klien dpt menjalankan perawatan diri
·
Pengkajian thd
jaringan dukungan sosial Askep
·
Pengkajian lingk
temp tinggal & berinteraksi ®
kesejahteraan
Dx sejahtera penting krn:
·
met penekanan pd
kesehatan & kesejahteraan dim masyarakat
·
Membantu mengemb pendktn holistik pd
perawatan
·
Dapat ditetapkan
dim bbg tatanan -> membantu memperjelas perar perawat
·
NANDA telah
memperbaharui definisi dx kep
Definisi Dx Kep Sejahtera
NANDA (1994) menjelaskan respon manusia thd tingk
kesejahteraan individu, keluarga & komunitas yg memiliki potensi utk met
pada kondisi yg lebih tinggi
Capernito (1995): suatu bagian pernyataan yg hanya melipu
satu label. Digunakan hanya pd kasus yg berfokus pd perbaikan fungsi &
tujuannya adalah kemajuan dari satu ting!1 kesejahteraan ke tingk yg
lebih tinggi. 2 syarat pembenaran:
·
Keinginan utk mencapai tingk
kesejahteraan yg lebih tinggi
·
Status atau fungsi
efektif saat ini
Stolte (1994) suatu kesimpulan dari pengkajian data yg
berfokus pd pola kesejahteraan, respon kesehatan, atau kekuatan klien
Pengkajian
Kekuatan Klien
·
Motivasi
·
Perilaku Kesejahteraan Atau Peningkatan
Kesehatan
·
Nutrisi
·
Manajemen Stress
·
Latihan Fisik
·
Perilaku Mencari Bantuan Kesehatan
·
Peristiwa Pendewasaan Dan/atau Perkembangan
·
Penguasaan Peran
·
Dukungan Sosial
·
Spiritualitas
·
Keadaan Psikologis
·
Interaksi Dengan Lingkungan Perawatan
Kesehatan
·
Kepatuhan
·
Ketrampilan Koping
·
Keberhasilan/penguasaan Pribadi
Metodologi
untuk Pengkajian Keperawatan
(Ryan - Wenger,
1990, dikutip dari Potter & Perry, 1997)
Elemen
|
Aktivitas Keperawatan
|
Interaksi Ners - Klien
|
·
Identifikasi tujuan interaksi Ners - klien
(misal untuk melakukan peravvatan kebersihan diri, memberikan makanan lewat
selang).
·
Identifikasi sistem
penelitian beserta subsistem penting (misal
klien, ners -
klien, kelompok klien, komunitas).
·
Kenali
hubungan antara klien
& lingkungan yang niempengaruhi perilaku klien
dan/atau interaksi ners-klien .
·
Ketahui manfaat setiap pengalaman keperawatan
& jenis klien untuk mempersiapkan interaksi. Sebagai
contoh, melakukan praktek
keterampilan kebersihan diri
sebelum memberikan peravvatan
kebersihan
|
Pencatatan perilaku Ners dan klien
|
·
Ners & klien saling dipengaruhi oleh
perilaku & karakteristik yang lainnya. Observasi perilaku verbal &
nonverbal diri sendiri untuk mengkaji efeknya pada klien.
·
Gunakan semua indera untuk secara akurat
mengobservasi & mencatat perilaku verbal / nonverbal klien.
·
Gunakan alat & instrumen (stetoskop,
termometer, formulir-formulir) untuk mengukur secara akurat perilaku &
tanda-tanda fisiologis.
|
Pertanyaan-pertanyaan & Inferensi
|
·
Tanyakan pertanyaan yang relevan untuk mengumpulkan
data yang lebih banyak, jangan cepat puas dengan jawaban yang sederhana,
singkat.
Contoh:
Ners : Apakah
Anda merasa mual?
Klien : Ya
Ners : Coba
ceritakan kapan mulainya, apakah Anda mempunyai gejala lain?
·
Sadari inferensi tentang perilaku Anda sendiri :
“Kegugupan saya terlihat”, Klien dan saya tidak berkomunikasi dengan baik.
Jagalah agar inferensi terpisah dengan data. Gunakan pertanyaan lanjutan yang
sesuai untuk mengklasifikasi.
·
Klien berespon terhadap pertanyaan yang ditanyakan dan
data lain dikumpulkan untuk mendukung atau menolak.
|
Sebelas Pola
Kesehatan Fungsional Gordon ( McFarland & McFarlane, 1997)
Pola Persepsi-kesehatan - Manajemen-Kesehatan
adalah persepsi klie tentang status
kesehatannya sendiri dan bagaimana tujuan dan keyakina tentang kesehatan
tersebut membentuk praktek perawatan kesehata pribadinya. Tujuan pengkajian ini
adalah untuk menentukan perilak kesehatan masa lalu & saat ini, pelaksanaan
rekomendasi untuk penangana keperawatan & medis, sumber-sumber yang
tersedia untuk pemeliharaa kesehatan, praktik pencegahan cedera. serta apakah &
bagaimana pasie mencari kesejahteraan yang lebih tinggi.
Pola Nutrisi - Metabolik menajuk pada status biopsikososial yang terka: dengan makanan &
persediaan air & asupan zat gizi & cairan klien. Tujua pengkajian pola
ini adalah untuk menentukan pola fungsional ata disfungsional dari cairan &
makanan pasien beserta alasannya yan mungkin, kcndisi kulit sebagai suatu
refleksi nutrisi, dan masalah-masala met?bclik dalam pengaturan suhu. Berat
badan, suhu, diet, asupan cairan, dan integritas kulit, kesemuanya dikaji.
Pola Eliminasi adalah pola eliminasi urin & fekal klien. Tujuan pengkajia adalah untuk
menentukan keadekuatan pola-pola ini melalui pengkajia rutinitas, kebiasaan,
& praktek berkemih & defekasi.
Pola aktivitas - latihan adalah motivasi dan kemampuan pasien untu terlibat dalam aktivitas yang
menghabiskan energi dan kondisi-kondisi van: mempengaruhi aktivitas ini. Tujuan
pengkajian adalah untuk menentuka keinginan, pilihan, & keterlibatan nyata
pasien dalam waktu luane pekerjaan, perawatan diri, & latihan. Juga di kaji
yaitu diagnos keperawatan yang dapat mempengaruhi pola aktivitas, seperti
perfu< jaringan, curah jantung, pola pernafasan & pertukaran gas.
Pola tidur-istirahat yaitu persepsi & praktik istirahat & tidur pasier Tujuan pengkajian
adalah untuk menentukan kualitas istirahat & tidur, jug metode pasien untuk
meningkatkan istirahat & tidur.
Pola kognitif — persepsual yaitu kemampuan
pasien untuk menerima memahami, mengingat & membuat keputusan tentang
informasi dai lingkungan internal & eksternal. Tujuan pen£l-ajian
adalah untu menentukan status lima indera & penggunaan alat bantu (misal
alat banti pendengaran), derajat ketidak nyamanan atau nyeri. adanya perubaha
persepsual, & kemampuan pasien untuk memahami, membuat keputusan. danmenggunakan
keputusan yang baik juga dikaji pemahaman klien tentang praktek dan pengetahuan
tentang manajemen - diri perawat kesehatan.
Pola Persepsi diri - konsep diri, meliputi pola persepsi pasien, sikap dan kompetensi - diri. Tujuan
pengkajian adalah untuk menentukan sikap I keyakinan pasien tentang
kemampuan personal, identitas, penghargaan dir & cita-cita. Emosi &
perasaan seperti berduka, cemas, putus asa & tidak berdaya juga dikaji.
Pola Peran - Hubungan., meliputi kebutuhan pasien & interaksi aktualny dengan orang lain saat
bekerja, didalam keiuarga, atau di masyaraka Tujuan pengkajian adalah untuk
menentukan peran tanggung jawab pasie saat bekerja, didalam kehidupan keiuarga,
atau kehidupan sosial, termasu keterampilan & pola komunikasinya. Yang juga
dikaji yaitu faktor resiko untuk mengikuti diri & potensial untuk melukai
orang lain.
Pola seksualitas - reproduksi merujuk pada kepuasan akrual & persep; pasien atau disfungsi dalam
seksualitas atau reproduksi. Tujuan pengkajia adalah untuk menentukan derajat
kepuasan atau ketidak puasan pasien dalar memenuhi kebutuhan seksuai &
reproduksi. Yang dikaji adalah masalah masalah & perhatian yang berhubungan
dengan reproduksi pasien.
Pola koping - toleransi stress merujuk pada respon adaptif atau maladapti pasien atau keiuarga terhadap
stress & peristiwa kehidupan yang menantari£ Tujuan pengkajian
adalah untuk menentukan keadaan & derajat stressoi respon stres, & pola
koping. Yang dikaji adalah persepsi pasien tentan stres & strategi
kopingnya & sumber-sumber yang tersedia untuk pasien dan keluarga.
Pola nilai - kepercayaan mencakup kepercayaan-kepercayaan &
nilai-nite yang memandu pilihan & gaya hidup seseorang. Tujuan pengkajian
adalah untuk menentukan keyakinan & nilai-nilai tersebut, termasuk
spiritual, keagamaan dan kepercayaan filosofis.
Identifikasi Pola
|
·
Didasarkan pada pengetahuan & data,
identifikasi pola dari perilaku Ners & klien. Sualu pola mirip dengan
diagnosa keperawatan & didefinisikan sebagai suatu perilaku khusus yang
terjadi sepanjang waktu (misal, klien berjalan 4 km setiap hari - adalah
suatu pola latihan olah raga yang teratur). atau suatu pola mungkin suatu
kelompok perilaku (misal, klien mengalami nafas pendek, peningkatan denyut
jantung. pernafasan cepat, setelah latihan olah raga rutin -menunjukkan
toleransi aktivitas rendah)
·
Identifikasi pola yang positif &
negatif. Pola positif misalnya adalah kekuatan spiritual klien, pola negatif
misalnya kebiasaan makan yang buruk. Adalah penting untuk mengenali &
mempertahankan pola kesehatan yang positif dan juga mengurangi efek dari pola
kesehatan yang negatif.
·
Identifikasi pola interaksi berdasarkan
pada observasi interaksi Ners - klien.
Sebagai contoh, ners bertanya & klien menjawab dalam satu - kata dengan
tidak ada kontak mata.
|
Aplikasi teori & konsep
|
·
Konsep & teori membantu untuk
mendukung, menyanggah, atau member! makna terhadap pola yang diobservasi.
Sebagai contoh : saat member! medikasi seorang peserta didik mengidentifikasi
suatu pola berduka pada klien yang kehilangan pasangan dan mendapat dukungan
dari temuan pada literatur barm a ekspresi bersalah, menangis, dan kebiasaan
makan yang buruk adalah tanda-tanda berduka yang disfungsional.
·
Pola yang sebelumnya teridentifikasi dikaji
terhadap kemung'kinan efeknya atau efek nyatanya pada klien. Pola dengan efek
negatif terhadap kesehatan (misalnya pelaksanaan minum obat yang buruk)
dicatat. Pola dengan efek positif terhadap kesehatan (misal memperoleh tidur
yang cukup) ditinjau kembali
·
Juga pertimbangkan pola perilaku perawat
atau interaksi ners - klien yang mcmpunyai efek positif atau negatif.
|
Validasi
|
Catat interpretasi pola-pola data dengan sumbef-sumber yang
dapat dipercaya (misal literatur, perawat lain. keluarga. profesional
kesehatan lainnya).
|
PENGKAJIAN OREM
Dasar dari
disiplin keperawatan nadalah ilmu pengetahuan, seni dan kemanusiaan. Dasar ini
menetapkan langsung ketika sistim keperawatan berlaku pada proses keperawatan. Kebijaksanaan keperawatan adalah kualitas Ners dalam menerapkan
hal-hal :
1. Mencari dan mendapatkan nasehat
2. Membuat koreksi suatu kebijakan
3.
Menetapkan untuk
melakukan mengumpulkan fakta-fakta
4. Melaksanakan kegiatan
Perkembangan seni dan kebijaksaaan dari masing-masing Ners dibuktikan
dengan penelitian dan kehidupan yang unik.
Orem (1991) menerangkan
bahwa keperawatan adalah pelayanan kemanusiaan. Keperawatan dibedakan dari
pelayanan kemanusiaan yang lain dalam focus individu dengan ketidakmampuan mempertahankan dan
melanjutkan keturunahn dari perawatan kesehatan. Keperawatan dibutuhkan orang
dewasa saat mengalami ketidakmampuan mempertahankan kesehatan sendiri setelah
dalam pengobatan, recovery penyakit atau injury, atau dalam efek koping mereka.
Dalam dunia anak-anak, keperawatan dibutuhkan ketika orang tua atau keluarga
tidak mampu memepertahankan kualitas perawatan dan pengobatan. Untuk anak-anak
keperawatan dibutuhkan untuk membantu pertumbuhyan dan perkembangan.
Ners dan pasien mempunyai
perann dalam menetapkan perawatan yang spesifik dalamm setiap situasi.
Factor-faktor yang bervariasi mempengaruhi dalam perilaku adalah budaya,
lingkungan, umur, sex, kondisi kesehatan, dan ekonomi. Peran Ners dan pasien
saling melengkapi. Misalnya perilaku pasien dalam merespon keperawatan, dan
sebaliknya keduanya bekerjasama dalam mencapai tujuan keperawatan.
Dalam hubungan Ners-pasien,
Ners atau pasien mungkin menunjukkann konflik peran karena mempunyai penampilam
yang sama dalam peran, misalnya sebagi pasien dia juga berperan sebagai suami,
ayah, Cub Scout Leader, soccer coach, pustakawan. Menghadapi konflik perilaku
tersebut membutuhkann variasi peran dalam melaksanakan perawatan diri.
Orem juga menyebutkan
bahwa dalam hal ini diperlukan selalu mengembangkan professional anggota
keperawatan, ia menerangkan membutuhkan interpersonal dan social dalam
keperawatan. Efektifitas hubungan interpersonal social dan peningkatan
teknologi merupakan kualitas
professional keperawatan. Kebijakan ini, treatment atau perbaikan
aktifitas tersebut melalui penekanan dilaksanakn dengan diagnosis kondisinatau
permasalahan atau setiap perubahan, yang meliputi kehidupan manusia, kesehatan,
dan sehat.
Teori orem dan proses keperawatan
Proses keperawatan digunakan oleh Ners untuk melaksanakan kegiatan
teknologi professional dari praktik keperawatan dan menghubungkan rencana dan
evaluasi. Proses adalah kegiatan berulang dan berkelanjutan atau rangkaian
kegiatan yang tetap.
Perbandingan proses keperawatan (Orem) dan Proses Keperawatan
Proses keperawatan
|
Proses keperawatan (Orem)
|
1.
pengkajian
2.
diagnose keperawatan
3.
perencanaan dengan rasionalisasi
4.
implementasi
5.
evaluasi
|
·
Tahap 1 :
diagnosis dan resep dokter : menetapkan mengapan keperawatan diperlukan. Analisa dan interpretasi –membuat kebijakan mengenai
keperawatan.
·
Tahap 2 : desain
system keperawatan dan rencana untuk kelahiran atau perawatan.
·
Tahap 3 : menghasilakn dan
memanagement system keperawatan juga menetapkan rencana dan control.
|
Step 1 : diagnose keperawatan dan resep dokter.
Diagnose keperawatann adalah meliputi pengkajian dan pengumpulan data
pasien dalam kemampuan perawatan diri, dan kemampuan pasien dalam mengobati
diri. Anggapan ini digunakan untuk menilai kebutuhan perawatan diri atau untuk
menemukan komponen-komponen pengobatan sendiri. Orem menegaskan bahwa diagnose
keperawatan dan kemampuan pengobatan dan dalam upaya perbaikan atau pengobatan,
kemampuan pasien dan keluarganya dan ketertarikannya dalam kolaborasi kegiatan
keperawatan.
Step 2 : design dan pengaturan kegiatan
Disain afektif dan efisien dari sistim keperawatan meliputi cara yang valid
dalam menyeleksi pemberian bantuan kepada pasien. Termasuk didalamnya adalah
peran Ners dan pasien dalam hubungannya untuk self care akan dibentuk ketika
pengaturan therapeutic self care, pengaturan kegiatan self care, perlindungan
kemampuan perkembangan self care, dan bantuan baru dalam perwakilan self care.
Perencanaan adalah lanjutann dari disain diagnose keperawatan sehingga
berarti/ bermanfaat. Suatu perencanaan disusun dalam 4 golongan esensial,
dibentuk dalam kesesuaian permasalahan. Perencanaan untuk diimplementasikan
sesuai desain dan berhubungan usaha untuk mendapatkan pembagiann aktifitas
ketika Ners akan bersama pasien dan ketika terdapat masalah penting, diharapkan
peralatan tersedia dan siap pakai.
Step 3 : menghasilkan dan management
keperawatan
Pengaturan system keperawatan dihasilkan
ketika Ners berinteraksi dengan pasien dan mendapatkan kegiatan yang konsisten
untuk bertemu untuk menyusun kebutuhan terapeutik self care dan pengaturan kegiatan atau perkembangan
kemampuan untuk self care. Dalam tahap 3 ini Ners bertugas memanagement proses
keperawatan.
Selama interaksi dengan pasien,
sebaiknya Ners melakukan hal-hal berikut ini :
1. melaksanakan dan mengatur tugas self care untuk pasien atau
membantu pasien memenuhi tugas self care mereka.
2. berkoordinasi dalam memenuhi tugas self care yang pada akhirnya
dihasilkan koordinasi dengan komponen lain dalam perawatann kesehatan.
3. Bantu pasienn dan keluarganya dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dukung prestasi self care mereka dalam waktu
yang sama, memuaskan hubungan pasien untuk interest, bakat, dan tujuan.
4.
dampingi langsung
dan dukung pasien dalam melakukan aktifitas, atau dalam lingkup kegiatan
mereka, sebagian kemampuan self care mereka.
5.
dorong interes
pasien dalam self care dengan pertanyaan-pertanyaan dan dorong untuk diskusi masalah
kesehatan ketika pasien akan pulang.
6.
dukung dan
dampingi pasien untuk belajar aktifitas dan sediakan isyarat untuk belajar
saaat sesi instruksional.
7.
support dan
dampingi pasien dalam mengekspresikan tentang kesakitan atau ketidakmampuan dan
efek pengobatan dan mengekspresikan kebutuhan mereka untuk kemudian
melaksanakan pertemuan dalam masalah self care yang berkelanjutan.
8.
monitorn dan
pasien dan pendamping pasien untuk memonitor kesehatan mereka sendiri dan
dampak dari self care, dan menyimpulkan bahwa exersice adalah bagian dari self
care, dan kecukupan serta pada akhirnya mencapai efisiensi dari pertolongan
keperawatan.
9.
buat karakteristik
kebijakan dari kecukupan dan efisiensi self care, pengaturan kegiatan atau
perkembangan self care dan bantuan perawatan.
10.
buat kebijakan
tentang arti dan kesimpulan dari performance perawat untuk kebaikan pasien dan
membuat rekomendasi kebijakan dalam sistim keperawatan melalui perubahan peran
Ners-pasien.
SITUASI
Ms.M dirawat di RS Katolik, 48
tahun, TB 5 kaki 2 inci, BB 175 pounds. Merokok ½-1 pak/hr. ia sangat bahagia
dalam perkawinannya selama 25 th dan menjanda 6 bl yg lalu. Ia dan suami
menikmati aktifitas social, bermain bridge, memasak, koleksi barang antic. Ia
tidak melakukannya sejak suaminya meninggal dunia, karena kehilangan semangat
dan tenaga. Saat ini, kegiatan rutinnya adalah makan fas foods dalam 12 jam
kerjanya, dan sore makan tepung sebelum
pulang.
Ibu Ms.M meninggal karena stroke dan
ayahnya karena serangan jantung pada usia 50 th. Selama pemeriksaan tahunan 2
mg lalu, TTV 138/86, P 92, R 30, t 98,4 F. Laboratorium dalamm batas normal,
Dokter menyarankan ia menurunkan BB 40 pounds tetapi mengakui Ms.M tdk adekuat
nutrisinya dan tdk mempunyai motivasi unt menurunkan BBnya. Ia potensial terserang
catdiovaskuler.
Step 1 menurut
Orem : membuat diagnose keperawatan, mengumpulkan data kebutuhan perawatan
pasien. Dalan tahap ini Ners mengumpulkan data dalam 6 area :
1. staus kesehatan pasien
2. perspektif dokter tentang kesehatan pasien
3. anggapan pasien tentang kesehatannya
4.
tujuan kesehatan
dalam konteks riwayat kesehatan, gaya hidup, dan status kesehatan
5. syarat self care
6. kemampuan pasien untuk self care.